KONDISI POPULASI HAMA
Sesuai dengan fungsi gedung
perkantoran dan restoran yang merupakan
area public. Juga fungsi rumah sebagai tempat tinggal, maka jenis hama yang
cukup potensial untuk menginvestasi dan dapat menimbulkan gangguan serta
kerusakan antara lain :
1.
Nyamuk : Jenis Nyamuk Kebun (Cullex sp),
Nyamuk Malaria (Anopheles sp), dan
Nyamuk Demam Berdarah (Aedes Aegypti).
2.
Tikus : Jenis Tikus Nying-nying (Mus-musculus),
Tikus Atap (Rattus rattus), Tikus
Kebun (Rattus norvegicus), Tikus Got
(Rattus Argentiventer), dan Tikus
Wirok (Bandicota indica)
3.
Lalat : Jenis Lalat Rumah (Musca
domesca), Lalat Hijau (Luciana
sp), dan Lalat Buah (Drosophilla sp).
4.
Kecoa : Jenis Kecoa Jerman/Kecoa Kecil (Blatella
germanica) dan Kecoa America/Kecoa Besar (Perplaneta Americana/Periplaneta autraliae).
5.
Semut : Jenis Semut Merah (Pharaoch ants),
Semut Hitam (Carpenter ants) Semut
Pohon (Lasitus niger) dan sejenisnya.
II. REKOMENDASI
Agar hama-hama tersebut tidak
berkembang biak, di dalam maupun di luar area gedung/ rumah sehingga
menimbulkan kerusakan dan kerugian, maka tindak pencegahan (preventif) dan pengendalian (kuratif) harus dilaksanakan, oleh sebab
itu perlu segera diambil kebijaksanaan dengan melaksanakan pengendalian hama.
III. MANAJEMEN
PENGENDALIAN HAMA
3.1 Pengendalian
Serangga di Dalam Ruangan
Untuk pengendalian serangga di
dalam ruangan dengan teknik Penyemprotan (Spraying),
Pengembunan (Cold Fogger),
dan Pengumpanan (Insect Baiting).
Penyemprotan
(Spraying);
dilakukan secara Spot dan Residual pada sela-sela bagian bawah dan
sisi meja, toilet, shaff - shaff dan tempat-tempat lain yang berpotensi sebagai
tempat persembunyian dan perkembangbiakan hama.
Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan Sprayer Khusus (Automatic Sprayer), dan dikerjakan
setiap hari, sehingga tidak mengganggu pengguna jasa gedung, karyawan, tamu
dan keluarga.
Pengembunan (Cold Fogger); dilakukan pada ruang-ruang
khusus yng tertutup dan dapat dikosongkan sementara. Pengembunan dilakukan pada waktu-waktu
tertentu dengan menggunakan alat elektrik yaitu ULV Fogger (non asap) dalam
bentuk semi gas (Ultra Low Volume/ULV)
Pengumpanan (Insect Baiting); dilakukan juga untuk
mengendalikan serangga di dalam ruangan, yaitu pengendalian serangga dengan
menggunakan umpan yang mengandung bahan perangsang atau penarik yang bersifat
membunuh terhadap serangga.
3.2
Pengendalian Serangga di Luar Ruangan
Pengendalian
serangga di luar ruangan dengan cara, Pengasapan (Fogging) dan Pengumpanan (Insect Baiting).
Pengasapan (Fogging); dilakukan 4 (empat) kali per bulan pada lokasi-lokasi yang tidak
terjangkau menggunakan alat lain.
Fogging dilakukan dengan cara pengasapan tebal pada seluruh got-got,
riul-riul, saluran air yang tertutup atau tempat-tempat lain yang tersembunyi,
dilakukan menggunakan alat Thermal Fogger Machine.
Pengumpanan (Insect Baiting);
dilakukan menggunakan umpan yang mengandung bahan perangsang atau penarik yang
bersifat membunuh terhadap serangga tersebut.
3.3
Pengendalian Hama Tikus
Pengendalian
hama tikus memerlukan teknik-teknik yang unik, hal ini harus disesuaikan dengan
jenis tikus dan kondisi lingkungannya.
Kunci keberhasilan dalam pengendalian hama tikus atau keluarga pengeret
(Rodentia) harus dapat mengantisipasi sifat-sifatnya, yaitu jera umpan (Toxicant
Shinens) dan mudah curiga (Neophobia).
Pengendalian
hama tikus yang selama ini kami lakukan dan berhasil yaitu dengan cara
pengumpanan (Baiting System).
Pemberian umpan dilakukan dengan memodifikasi dua jenis rodentisida yang
bersifat Acute dan Anti Coagulant.
Modifikasi ini akan dapat mengantisipasi sifat tikus yang jera umpan (Toxicant
Shinents) dan mudah curiga (Neophobia).
Setelah
tikus makan tidak akan langsung mati, dan jika tikus tersebut sedang menyusui,
maka anak-anaknya akan ikut keracunan kemudian mati. Efek yang ditimbulkan dari perpaduan dua
jenis rodentisida tersebut tikus akan merasa panas dan kehausan lalu turun
untuk mencari air, biasanya di got-got, tempat-tempat basah atau lembab maka
pembuluh darah tikus akan pecah dan mati. Apabila setelah makan umpan tersebut
tikus tidak mendapatkan air sama sekali, maka tikus tersebut akan mati dalam
keadaan kering dan tidak berbau. Waktu
yang dibutuhkan sejak tikus makan umpan sampai mati selama 3 (tiga)
sampai dengan 5 (lima) hari.
Pengumpanan
tikus dilakukan dengan cara memberikan campuran umpan berbentuk butiran (Granular)
terdiri dari jagung pecah, mie kering, atau bahan sejenis yang lain yang
ditujukan untuk Tikus Atap (Rattus-rattus) dan Tikus Nying-nying (Mus
musculus). Bahan umpan yang telah
dicampur dengan rodentisida diletakkan di dalam wadah kotak umpan (Trays
bait) berukuran 10 x 5 cm yang dipasang pada sisi dinding bagian dalam dan
luar, terutama pada jalur-jalur tikus dan tempat-tempat tertentu diletakkan di
atas plafon.
Untuk
pengumpanan tikus di luar ruangan ditujukan untuk Tikus Got (Rattus
argentiventer) dan Tikus Wirok (Bandicota indicata). Pengumpanan menggunakan rodentisida siap
umpan berbentuk blok/cetakan yang ditempatkan pada jalur-jalur dan
sarang-sarang tikus serta lubang-lubang Tikus Got dan Tikus Wirok.
3.4
Metode Antisipasi Bangkai Tikus
Pengendalian
hama tikus dengan system pengumpanan ini sementara masih banyak pihak yang
khawatir kalau bangkai tikus akan dan sulit dicari sehingga menimbulkan
gangguan karena bau bangkai tikus tersebut.
Hal ini sudah diperhitungkan oleh Menejemen PT. UTAMA MITRA NUANSA MUDA, dengan denah system pengumpanan yang
diterapkan sesuai dengan tata ruang, bangunan, menjadikan bangkai tikus lebih
mudah dicari dan ditemukan serta segera diambil.
Disamping
itu dengan rodentisida yang dipergunakan oleh PT.
UTAMA MITRA NUANSA MUDA kebanyakan
tikus tersebut mati tidak jauh dari air atau tempat lembab/basah lainnya,
selama ini mengenai bangkai tikus tidak pernah terjadi masalah.
3.5
Sistem Perencanaan dan Pelaporan Hasil
Pekerjaan
Pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan jadwal (Time Schedule) yang diketahui dan
disepakati kedua belah pihak. Setiap
selesai pekerjaan (Berdasarkan jadwal) dibuat Laporan Pekerjaan
Pengendalian Hama (Slip Treatment) yang diawasi dan diketahui oleh pihak
Manajemen Gedung
3.6
Sistem Supervisi Kualitas (Quality Control)
Setiap 2 (dua) minggu atau 1 (satu) bulan sekali diadakan
evaluasi hasil pekerjaan dan dibuat Laporan Kualitas Pekerjaan (Quality
Control Report) oleh Supervisor PT.
UTAMA MITRA NUANSA MUDA.
3.7
Perlindungan Keselamatan Kerja dan Pestisida
Setiap
Teknisi (Serviceman) dilengkapi dengan pakaian kerja (Wear-pack)
berikut dengan logo MITRA Pest Control serta
kartu identitas, sehingga memudahkan pengawasan dan pengenalan bilamana
dibutuhkan.
3.8
Peralatan
Dalam
pelaksanaan pekerjaan Pest Control pada gedung, alat-alat yang dipergunakan adalah : Automatic Sprayer, ULV Cold Fogger, Thermal Fogger
Machine dan peralatan
Bantu lainnya.
3.9
Skup Pekerjaan
Skup pekerjaan adalah seluruh publik area pada gedung yang
meliputi :
Area Dalam : Ruang
Manajemen, Kamar, Lobby, Area Lift, Corridor, Toilet, Pantry, STP, Tangga
Darurat, Shaft-shaft, Gudang dan area lainnya dari Basement sampai lantai atap.
Area Luar : Bak
Sampah, Halaman Parkir, Taman, Got/Drainage, dan area luar lainnya.
IV.
ALTERNATIF PENGGUNAAN
PESTISIDA
Dalam
pekerjaan Pest
Control, agar hama tidak
kebal (Resisten) terhadap pestisida dan untuk memberikan hasil baik maka
perlu dilakukan rotasi pengunaan pestisida yang akan digunakan pada sebuah gedung yaitu : Dichlorvos, Alfametrin, Deltametrin, Zeta Sipermetrin, Beta
Siflutrin, Kumatetralil, Azametifos dan Flokumafen.
V.
SISTEM DAN JAM KERJA
Untuk
pelaksanaan pekerjaan Pest Control , kami rekomendasikan dengan Sistem Kontrak Station.
Dalam
pelaksanaan pekerjaan Pest Control dengan system ini kami tempatkan Teknisi (Serviceman)
sebanyak 2 (dua) orang
yang Stand By di
lokasi untuk melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal (Time Schedule).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar